Kamis, 06 November 2014

Lanjut, berhenti, atau lanjut lagi...

Lanjut, berhenti, atau lanjut lagi



Membaca status seorang kawan di sebuah sosial media, seperti ini statusnya “ Berhenti atau lanjut.... “

Komentar pun bertebaran :
“ hidup adalah perjuangan, lanjutkan... “
“ tetep semangat bro, jangan berhenti memperjuangkan idealisme “
“ akan ada kemudahan setelah kesulitan “
... dan sederet komen lain.

Suatu peristiwa akan dirasakan luar biasa oleh orang yang menjalani. Misalnya bencana alamkemiskinan, atau kematian, bagi orang yang mengalami kematian adalah peristiwa luar biasa yang akan menentukan masa depannya, walaupun bagi orang lain kematian adalah sesuatu yang biasa.

Ada cerita lain di mana seorang kawan hari-harinya ceria, gaul, enjoy, fun, dan sering memberi petuah ke kawan lain saat menghadapi permasalahan dalam satu penggalan hidupnya. Suatu ketika  kawan satu ini tidak seperti hari-hari sebelumnya. Diam, murung, pandangan kosong, sedih, badan dan pakaian tak terus.
Kawan lain bingung dengan kondisi ini dan bertanya-tanya “ apakah gerangan yang sedang terjadi dengan kawan kita itu? “

Usut punya usut, belakangan baru diketahui ternyata kawan satu ini ditinggal pacarnya. “ Oooalah gitu ta “ gumam kawan lainnya sambil senyum-senyum simpul.

Kesimpulannya adalah yang paling tahu kondisi seseorang adalah dirinya sendiri. Makanya sungguh hebat seseorang yang bisa mengetahui secara tepat kondisi orang lain, bukan dibuat-buat, apalagi hanya sekedar untuk menyenangkan orang lain.

Demikian  juga dengan status yang ditulis salah seorang sahabat di media sosila tadi, hanya dia sendirilah yang paling tahu kondisi sebenarnya.

Kalau sekilas melihat aktivitas seorang kawan tersebut adalah seorang pengusaha baru. Kurang lebih baru satu tahun menggeluti suatu bisnis, dan sampai sekarang usahanya jalan di tempat. Saya tidak mengetahui secara pasti apa penyebab tidak berkembangnya bisnis itu.

Kondisi seperti itu mungkin saja menyebabkan kebimbangan, usaha itu akan terus dijalankan atau berhenti! Atau berhenti sejenak lalu dilanjutkan lagi! Sehingga statusnya bisa seperti ini “Lanjut, berhenti, atau lanjut lagi.. “

Dan daya resiliensi akan memegang peranan yang sangat vital agar seseorang bisa bertahan dan bangkit kembali dari keterpurukan.

***

Rabu, 29 Oktober 2014

Ingin memperbaiki dengan tuntas, masuklah!

Ingin memperbaiki dengan tuntas, masuklah



Hari Minggu 06 Oktober 2014 saya mencoba memperbaiki/menutup beberapa bagian atap rumah yang bocor. Saya menggunakan salah satu produk terkenal untuk menutup atap yang bocor itu. Dengan penuh percaya diri, pagi-pagi saya naik atap rumah, setelah bersusah payah, akhirnya sampai juga di atas atap.

Mata ini saya arahkan ke area-area yang mencurigakan. Sekilas tidak ada kebocoran. Akhirnya saya menutup beberapa area yang diperkirakan bocor. Sekali lagi ‘diperkirakan!’. Untuk hasil pastinya, tunggu saja saat hujan...hehehe.

Kenapa menggunakan perkiraan?karena tidak tahu area pastinya!

Kita mengetahui bahwa cara atau metode seperti itu tidak tepat. Kenapa?karena persentase keberhasilannya tidak diketahui.

Lalu bagaimana cara yang tepat?Apakah menunggu setelah ada kejadian?

***
Adanya aksi karena sebelumnya ada peristiwa sebagai penyebab. Sebagaimana cerita sederhana di atas. Saya melakukan perbaikan.menutup atap yang bocor karena ada atap yang bocor! Iya dong hehehe....

Bila kita ada di dalam rumah, area-area yang bocor sebenar dapat dengan mudah dideteksi. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mendeteksi area-area itu, kemudian perbaikan bisa dilakukan dari luar dengan naik ke atas atap. Cara seperti ini relatif lebih tepat dibandingkan dengan yang saya lakukan. Alternatif yang lain bisa Anda coba.

Apakah cara seperti ini bisa digunakan untuk hal lain?Bisa, misalnya untuk mencegah kebocoran dana di instansi swasta maupun negara. Masuklah, lalu analisa, dan selanjutkan lakukan aksi menutup kebocoran itu! Kreatiflah dalam mencari solusi.

Bisa jadi ketika kita sudah masuk, akan banyak permasalahan yang harus diselesaikan, belum lagi mungkn saja kita ikut ‘kecipratan’ kotoran. Itu resikonya dan menurut saya gak apa-apa, dari pada kita hanya bisa berkoar-koar dari luar tanpa bisa memberikan solusi yang tuntas untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi. Bukankah kita diberi kemampuan untuk memilih?

Bagaimana dengan Anda?

***  

Selasa, 28 Oktober 2014

Ceruk Pasar Usaha Makanan

Ceruk Pasar Usaha Makanan



Minggu sore iseng jalan-jalan seputaran kota. Di salah satu sudut ada sebuah outlet yang menjual salah satu makanan ter-populer saat ini, yaitu ayam goreng. Sangat banyak kan yang menjual produk itu, dari outlet kelas internasional sampai kelas personal.

Pasar di area itu seakan-akan sudah jenuh!

Tapi di balik ‘kejenuhan’ itu masih ada pengusaha yang dengan jeli bisa memanfaatkan peluang.  Membuat atau memanfaatkan ceruk pasar yang ada dengan maksimal.  Hasilnya? Woww.... sangat mencengangkan! Paling tidak bila sekilas dilihat dari ramai-nya outlet itu.

Beberapa perbedaan dari outlet yang lain adalah dari segi harga, layanan, kebersihan, dan yang tak kalah pentingnya adalah kualitas produk yang dijual.

Apakah pemilik outlet tersebut sebelum membuka usaha sudah mempelajari konsep Blue Ocean Strategy yang di perkenalkan oleh W. Chan Kim dan Renee Mauborgne dalam bukunya dengan judul yang sama, yaitu Blue Ocean Strategy.? Bisa jadi sudah, atau belum.

Blue Ocean Strategy merupakan sebuah strategi untuk melepaskan kita dari sebuah kondisi yang disebut Red Ocean (Lautan Merah). Kondisi Red Ocean adalah sebuah kondisi dimana terjadi persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan pasar yang sama dengan kompetitor.  Yang membuat Red Ocean ini menjadi  kompetisi sengit adalah karena yang terjadi pada pasar tersebut, permintaan lebih sedikit dari pada penawaran. Akibatnya persaingan dengan kompetitor menjadi sangat ketat dan bisa saja antar pesaing saling menghancurkan.

Pada Blue Ocean kondisinya berbanding terbalik dengan Red Ocean. Disini persaingan nyaris tidak ada, karena diawali dengan berani tampil beda tadi.  Karena sudah tergolong beda dengan kompetitor sebelumnya, sehingga pasar yang tertarik dengan produk kita tergolong khusus juga. Inilah yang menyebabkan permintaan menjadi lebih tinggi.

Pelajaran yang bisa diambil dari outlet itu adalah bagaimana pun kondisinya, sebagai pengusaha harus berusaha memanfaatkan ceruk-ceruk peluang yang ada untuk menumbuhkan usaha kita. be creative!

Bagaimana pendapat Anda?


***

Jumat, 10 Oktober 2014

Cara Mengundang Orang

Cara Mengundang Orang



Kenapa saat weekend orang Jakarta suka ke Puncak dan Bandung
Kenapa saat weekend orang Surabaya suka ke Malang, Batu, Tretes, Trawas?
Kenapa saat weekend orang Semarang suka ke Bandungan?

Dan seterusnya....

Saya tidak akan membahas kenapa mereka suka ke tempat-tempat itu, bisa jadi karena udara yang sejuk, banyak tempat berbelanja, banyak tempat nongkrong&kongkow-kongkow dsb....

Saya akan melihat dari sisi bisnis-nya, kenapa? Ya agar bisa memanfaatkan kondisi itu untuk meraup uang, hehehe... iya kan? Sekali-kali kita boleh sekedar jalan-jalan seperti mereka, tapi kan akan lebih bermanfaat jika dalam jalan-jalan itu bisa gratis dan memperoleh uang.

Ada sebuah kalimat “ di setiap kerumunan manusia, di situ selalu ada uang ”
Benarkah? Buktikan saja!

Bila kita amati di tempat-tempat tujuan weekend itu tumbuh berbagai bisnis yang secara umum berkembang dengan pesat. Ada bisnis kuliner, penginapan, rental mobil, dan lain-lain. Wong bisnis makanan seperti ketan saja bisa berkembang dengan pesat.

Coba ketika Anda berkunjung ke Batu, Malang dan beli ketan khas sana, berapa waktu untuk antri? Atau ketika Anda ingin membeli oleh-oleh khas Bandung, Malang, atau Sidoarjo seperti olahan hasil laut; Teri Nasi Goreng hampir semuanya laku keras dan semakin berkembang.

Apakah ditempat lain tidak ada? Kalau oleh-oleh sejenis mungkin ada, tapi ada hal-hal yang tidak bisa ada di tempat lain, seperti udara yang sejuk, panorama yang indah. Itu yang membedakan, dan itulah hal-hal yang mengundang orang untuk datang!

Oleh karena itu, carilah hal-hal yang menjadi penyebab orang datang? Semakin banyak orang yang datang, maka semakin besar dan banyak peluang bisnis yang bisa digarap.

Bagaimana pendapat Anda?

Thanks

Artikel menarik lain yang bisa Anda baca :
Karena Hidup Menarik atau yang ini : Bila Anda Sudah Bosan dengan Kemiskinan 




Senin, 29 September 2014

Mau ber-wirausaha, uang itu perlu!

Mau ber-wirausaha, uang itu perlu




Sering kita mendengar, membaca, atau ikut seminar yang menyebutkan bahwa untuk memulai usaha, tidak perlu uang! Woww, sangat menggugah!

Tapi kenyataannya tidak seperti itu, gak percaya? Coba aja!

Bedanya adalah jumlah uang yang dibutuhkan. Misalnya Anda memulai usaha sebagai makelar, itu pun membutuhkan uang! Untuk menemui orang, perlu biaya transport. Atau iklan-kan saja di situs gratis di internet, so bagaimana internetnya?gratiskah?bisa jadi, lalu tool-nya?gratiskah?
Iya kan.

Atau misalnya kita ambil barang dulu lalu dijual kembali. Biaya angkutnya? Butuh uang kan?

Bila kita sudah bertekad untuk ber-bisnis, jangan ber-mindset gratis, nanti hasilnya juga gak jelas. Gak percaya? Coba saja.

Boleh-lah sekali-kali kita ikut seminar motivasi dengan tujuan untuk mendapatkan insight, bersosialisasi, dan  memperluas jaringan, serta sudah bosan dengan kemiskinan tapi bersikaplah bijak.

Walaupun kita tahu bahwa bisnis itu selalu ada hitungannya. Tapi selalu ada faktor X yang di luar kuasa kita. Bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. So apa kita ingin terus mencari yang gratis-gratis?
Mau ngobrol? Monggo ngobrol sambil ngopi di warkop gak usah di mal.

Bagaimana pendapat Anda?

Barangkali ingin membuka wawasan mengenai ide-ide bisnis, baca artikel berikut :
1. Kuliner Padang ; Cara Buat Sambal Ijo yang Maknyus
2. Bisnis Makanan Hasil Laut 
3. Tips Bisnis Makanan Laut : Cara Sederhana Menggoreng Teri


*** 

Selasa, 16 September 2014

Menentukan besarnya Laba


Menentukan besarnya Laba
menentukan-besarnya-laba




Penulis pernah menjual produk yang keuntungan kasarnya sebesar 15%. Setelah dihitung kembali ternyata keuntunganya hanya sekitar 7% belum termasuk tenaga dan material kemasan.  Jadi, bila itu dimasukkan keuntungannya 0% atau bisa minus.

Dari pengalaman itu maka perlu dihitung secara detail besarnya keuntungan yang ingin kita peroleh.

Bagaimana caranya? Paling mudah adalah dengan menghitung semua pengeluaran lalu tambahkan persentase keuntungan yang ingin kita peroleh. Nilai itulah yang disebut harga jual. Istilah keren-nya hitung HPP-nya kemudian tambahkan keuntungan yang diinginkan.

Itu perhitungan sederhana-nya.
Bila ada yang ingin dikonsultasikan lagi, silahkan hubungi kami, gak usah sungkan.  
***

Senin, 15 September 2014

Model Pembayaran Binis online

Model Pembayaran Binis online
model-pembayaran-binis-online  


Dua hari yang lalu saya melihat tayangan di sebuah stasiun TV “....memang beda” mengenai penipuan di internet. Salah satu tip yang diberikan agar tidak kena tipu adalah “Jangan Membayar Dulu!”.

Pertanyaannya adalah “ maukah pembeli mengirim barangnya sebelum ada pembayaran?”

Prinsip kehati-hatian memang sangat perlu, tapi tidak usah berlebihan. Jangankan di dunia online, aksi tipu menipu juga ada di dunia offline! Sehingga kita perlu mengetahui tipe-tipe pelanggan.

Celah ini dilihat dan manfaatkan oleh sebagian orang menjadi ladang bisnis yang menggiurkan. Mereka mendirikan marketplace, di mana pembeli dan penjual bisa bertransaksi dengan relatif aman.

Pengalaman saya bertransaksi melalui market place yang cukup terkenal jluntrungannya gak jelas. Barang sudah saya kirim dan sudah diterima pemesan, pembayarannya? Gak jelas, akhirnya ya tak ikhlaskan saja sebagai sedekah.

Jadi, walaupun kita bertransaksi di market place sikap kehati-hatian harus selalu di jaga!

Lalu yang tepat gimana dong?

Di dunia online maupun offline “kepercayaan” adalah salah satu modal terpenting yang harus dimiliki. Bahkan ada seorang utusan Tuhan yang mendapat gelar “ Bisa Dipercaya “. Gelar itulah konon yang mengantarkan beliau menjadi pebisnis ulung dan disegani masyarakat.

Kalau ‘kepercayaan’ itu sudah melekat, maka pembeli akan dengan nyaman mengirim pembayaran tanpa dihinggapi rasa was-was dan khawatir.
Demikian pula dengan penjual, biasanya mereka memiliki insting yang bisa menyimpulkan bahwa suatu transaksi itu benar atau abal-abal.

Lalu bagaimana membangun ‘kepercayaan’?

Yang paling sederhana adalah mudahkanlah orang lain meng-akses kita! Entah lewat telepon, email, socmed, atau bertemu langsung. Cantumkan semua sarana akses yang digunakan di website kita. Konsekuensinya, ya kita jangan hanya menampilkan, tapi juga benar-benar dilaksanakan.

Seiring dengan berjalannya sang waktu, bila langkah-langkah itu dijalankan dengan tekun niscaya ‘kepercayaan’ itu akan kita peroleh dan imbasnya bisnis kita akan bertumbuh. Dan yang paling penting di atas itu semua adalah ‘do’a.

Bagaimana dengan Anda?

Selamat menikmati bisnis online yang penuh tantangan! Sukses

Artikel berikut baik untuk membuat sistem administrasi bisnis online Anda :
1. Tool Bantu untuk Administrasi Bisnis Anda ( Bagian ke-1 )
2. Tool Bantu untuk Administrasi Bisnis Anda ( Bagian ke-2 )

Rabu, 03 September 2014

Sekali lagi Customer/pelanggan!


Sekali lagi Customer/pelanggan
sekali-lagi-customer-pelanggan



Walaupun judulnya “sekali lagi....” bukan berarti ini yang terakhir, masih ada kelanjutannya, semua tergantung pada perjalan bisnis ke depan, sebab tulisan di blog ini adalah kumpulan pengalaman dari perjalanan bisnis.

Setiap langkah, terutama tentang moment yang saya anggap penting dan berkesan akan terekam dalam tulisan di blog ini. Dan kami tidak bertanggung jawab bila implementasi ditempat lain menghasilkan sesuatu yang berbeda hehehe......

Begini ceritanya :

Setiap pengusaha, pastinya sering menghadapi calon pelanggan yang mencari informasi produk yang kita jual dengan menggebu-gebu, tapi ketika ditanya “ Bapak mau beli berapa ?” segera calon pelanggan ngeloyor gak tahu jluntrungannya alias kabuuuurrrr...

Jangankan yang masih ‘calon’, beberapa yang sudah jadi ‘pelanggan’ saja masih sering seperti itu! Itulah kehidupan! Berisi banyak orang dengan karakter berbeda.

Menghadapi kondisi seperti itu, apakah kita hanya bisa mengeluh, mengumpat, menyesal, atau marah-marah? Kagak perlu Bro. Biarkan saja dan cari yang lain! Ini mungkin solusi ekstrem-nya.

Lalu yang tidak ekstrem seperti apa? Yakinlah bahwa setiap masalah selalu ada solusinya. Coba awali dari cara berkomunikasi. Setiap orang pasti memiliki sisi positif, cari sisi positif itu dan sentuhlah dengan cara yang baik. Kata Pak Ustad hati hanya bisa disentuh dengan hati.

Hal lain yang perlu dicermati adalah mencari suasana yang tepat. Bukan berarti kita harus mengajak customer/calon customer makan malam di tempat romantis, atau mengajak ke tempat wisata, atau mengajak ke tempat hiburan.

Cara itu bisa saja dilakukan, tapi cobalah untuk berpikir out the box. Cara itu sudah kuno, sering dipakai, menghabiskan biaya yang tidak sedikit, dan belum tentu diperbolehkan oleh aturan agama. So, cari cara yang kreatif!  

Contohnya apa dong? Ajak kerjasama yang saling menguntungkan! Itu salah satunya, adakah ide-ide yang lain, silahkan di-sharing.     

Artikel ini juga menarik untuk menambah wawasan Anda : Menjadi Supplier Modern Market dan Liburan, surga industri makanan.

***

Selasa, 02 September 2014

Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda? ( bagian 3 dari 3 tulisan )

Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda? ( bagian 3 dari 3 tulisan )



Pertanyaan ketiga adalah berapa besar dana yang dibutuhkan untuk implementasi sistem teknologi informasi?

Jawabannya adalah tergantung pada besarnya  bisnis dan modul apa saja yang akan di-implementasikan. Semakin besar  bisnis dan modul yang di-implementasikan tentu semakin besar dana yang dibutuhkan.

Kalau berminat menggunakan aplikasi seperti SAP Anda bisa menghubungi : www.sap.com atau aplikasi buatan anak negeri hubungi : www.beeaccounting.com. Silahkan tinggal pilih kebutuhan Anda.

Bagaimana dengan UKM ?

Iya dong, karena bisnis UKM akan sangat berbeda dengan konglomerasi. Demikian juga beda dong, bila hanya mengimplementasikan modul keuangan dengan yang keseluruhan modul.

Lalu bagaimana hasilnya? Ya beda juga.

Mereka yang meng-implementasikan sebuah sistem yang terintegrasi antara satu bagian/departemen dengn departemen/bagian lain relatif lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya meng-implementasikan untuk satu bagian/departemen.

Dengan sistem yang tertintegrasi, satu data bisa digunakan oleh banyak departemen. Misalnya data penjualan, hanya dibutukan satu kali input, selanjutnya data itu bisa digunakan oleh departemen Accounting, Finance, Purchasing, Produksi, dan Gudang.

Bagian produksi akan dengan mudah dan cepat memprediksikan kebutuhan raw material yang akan digunakan, tingkat biaya yang paling efisien, serta sumbernya. Purchasing departemen akan bisa langsung mencari dan menghubungi supplier yang paling kompetitif.

Demikian juga dengan departemen lain seperti Finance&Accounting dan Marketing. Mereka akan dengan relatif mudah dan cepat mendapatkan sumber informasi yang dibutuhkan.Sistem seperti itu akan mengakibatkan sebuah proses bisnis yang efisien dan menguntungkan.

Hal terpenting yang harus dicermati adalah membuat perencanaan secara detail, sehingga akan diketahui perbandingan antara sebelum dengan sesudah impelemntasi IT. Hal itu harus benar-benar dicermati agar sebuah proyek implementasi sistem IT tidak mandeg di tengah jalan dan akhirnya gagal.

Bagaimana pendapat Anda?

Bagian ke-1 dan ke-2 bisa dibaca pada artikel berikut :
1. Mau Pakai Software Apa Ya? ( bagian ke-1 )
2. Mau Pakai Software Apa ya ? ( Bagian ke-2)

***

Rabu, 20 Agustus 2014

" Semua akan indah pada waktunya ” ( just intermezo bro....)

Semua akan indah pada waktunya





Ketika dalam perjalanan pulang dari kantor, saya melihat tulisan ‘semua akan indah pada waktunya’ di t-shirt yang dipakai seorang penjual siomay.

Kita mungkin pernah mendengar, membaca, ata melihat kalimat itu.
Kalimat itu sangat powerfull. Laksana sebuah mantra sakti yang bisa digunakan dalam berbagai kondisi, terutama pada saat kondisi ‘jatuh’; diputus pacar, ditolak gadis/pria idaman, gagal meraih keinginan; sekolah/kampus/tempat kerja favorit, bisnis hancur dsb dsb dsb hehehe.....

 Dampaknya?

Sangat dahsyat!
Mereka akan bangkit kembali dan berjalan dengan kepala tegak sambil terus me-wirid-kan mantra sakti “ semua akan indah pada waktunya....”

... karena hidup menarik, dan rayakan kesuksesan saat panen telah tiba.

Lalu perhatikan beberapa tahun lagi.

Artikel menarik lainnya :
1. Bila Anda Sudah Bosan dengan Kemiskinan
2. Ingin melakukan perbaikan, masuklah!



Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda? ( bagian 2 dari 3 tulisan )


Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda? ( bagian 2 dari 3 tulisan )




Untuk pertanyaan kedua, kapan saat yang tepat untuk meng-implementasikan teknologi informasi?

Jawaban dari pertanyaan ini juga tergantung dari pendirinya. Ada pendiri bisnis yang sejak awal menerapkan teknologi informasi untuk mendukung aktivitas usahanya. Ada yang menerapkan teknologi secara bertahap yang disesuaikan dengan pertumbuhan usaha. Ada juga yang menerapkan teknologi informasi ketika kondisi usahanya memang ‘mengharuskan’.

Pertanyaan selanjutnya adalah dari ketiga model penerapan teknologi informasi itu, mana pilihan model yang paling baik?

Semua pilihan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan.  Bila penerapan teknologi informasi dilakukan sejak awal berdirinya sebuah bisnis, maka proses bisnis yang terjadi sudah diantisipasi sebelumnya sehingga jalannya aktivitas bisnis dan TI sudah sejalan dari awal.

Sedangkan kelemahannya adalah sering dalam perkembangan sebuah bisnis tidak / kurang sesuai dengan perencanaan. Dinamika yang berkembang melenceng dari perencanaan awal.  Sehingga kondisi ini mengharuskan penyesuaian yang terus menerus.

Bila perubahan yang ada skala-nya kecil, maka perubahan itu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap sistem dan struktur dasar dari sistem teknologi informasi yang digunakan. Tapi bila perubahan-perubahan yang terjadi semakin besar maka mau tidak mau harus ada perubahan yang fundamental pada sistem dan infrastruktur teknologi informasi, bahkan bisa jadi diperlukan penggantian sistem dan infrastruktur teknologi informasi.

***
Untuk jawaban kedua, kelebihannya adalah karena penerapan teknologi informasi dilakukan secara bertahap maka sang pebisnis bisa melakukan budgeting anggaran dengan lebih baik. Sehingga pengeluaran dana lebih efektif dan efesien.

Kekurangannya adalah pebisnis harus jeli dan bisa memberikan analisis yang tepat kapan penerapan teknologi informasi itu di-implementasikan. Selain itu, karena sejak awal berdirinya bisnis belum diterapkan teknologi informasi maka diperlukan effort yang lebih keras ketika akan menerapkan teknologi informasi.

Bila perkembangan bisnis semakin cepat dan besar maka model pertama dan kedua hampir sama. Kedua model itu mengharuskan pengusaha untuk lebih keras lagi menerapkan teknologi informasi dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Cara-nya bisa meng-upgrade dari yang sudah ada atau mengganti total dengan yang baru.

***

Untuk pilihan ketiga, laksana sebuah paksaan untuk menerapkan teknologi informasi. Namanya paksaan maka pada awalnya tidak meng-enak-kan. Iya kan? 
Tapi hal ini harus dilakukan bila pebisnis tidak ingin tergilas oleh jaman dan tinggal sejarah!

Akhirnya keputusan kembali pada Anda, dan Anda sendirilah yang seharusnya paling tahu bisnis Anda?

Bagaimana pendapat Anda?

Untuk bagian ke-3 silahkan baca di sini : Tips memilih aplikasi bisnis ( bagian ke-3 ) dan Tips memilih aplikasi bisnis ( bagian ke-1 )

Barangkali artikel berikut ini cocok untuk Anda yang ingin  menganalisa Laporan Keuangan :
1. Cara menganalisa Laporan Keuangan ( Bagian ke-1 )
2. Tips Menganalisa Laporan Keuangan


*** 

Jumat, 15 Agustus 2014

Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda

Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda




Seberapa pentingkah penggunaan teknologi informasi untuk bisnis Anda?

Kapan saat yang tepat untuk meng-implementasikan teknologi informasi?

Seberapa besar dana yang digunakan untuk meng-implementasikan teknologi informasi?

Itu beberapa pertanyaan yang sering ditemui pada pelaku bisnis, khususnya bagi mereka yang baru memulai atau yang ingin mengembangkan usahanya.

Saat ini, seperti yang kita lihat, dengarkan, dan rasakan, perkembangan teknologi sangat pesat. Hampir tiap hari  kita dijejali berbagai iklan tentang teknologi. Teknologi sudah menjadi ‘komoditi’, bukan lagi sesuatu yang mewah dan mahal serta hanya bisa dinikmati oleh orang-orang tertentu.

Kembali ke pertanyaan tentang seberapa pentingkah penggunaan teknologi informasi untuk bisnis Anda? Jawabannya adalah kembali kepada visi dan misi bisnis Anda! Bila Anda berkeyakinan bahwa denggan menggunakan teknologi informasi akan dapat membantu mewujudkan visi dan misi Anda maka penggunaan teknologi informasi adalah sebuah keniscayaan.

Sebaliknya, bila penggunakan teknologi informasi tidak akan berdampak pada pencapaian visi dan misi Anda maka untuk apa menggunakan teknologi informasi.

Kedua alasan itu, mungkin sebagai jawaban ekstrim, pada kenyataan tidak seperti itu. Sekolot apapun Anda, saya yakin hampir semua bisnis menggunakan teknologi informasi, paling tidak menggunakan aplikasi semisal Excel dan pengolah kata; Words.

Apabila Anda baru menjalankan bisnis, atau bisnis Anda berada pada skala kecil menuju menengah, dua aplikasi itu sudah cukup untuk mendukung aktivitas bisnis. Aplikasi semacam Excel sangat powerfull untuk mendukung bisnis Anda, sejak perencanaan sampai report dan analisa seperti pembuatan laporan keuangan.

Kita ingin kan bisnis yang didirikan bertumbuh? Setelah bisnis berkembang maka aplikasi semacam Excel dan Word harus dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi yang lain, seperti aplikasi accounting; MYOB, Accurate atau aplikasi Enterprise Resources Planning ( ERP ) SAP B1.

Salah satu usaha yang sedang kami kelola yaitu penjualan hasil laut; teri nasi goreng, kripik ikan kalapan juga sudah memanfaatkan aplikasi-aplikasi di atas.

Bila ingin berdiskusi dan ingin meng-implementasikan untuk usaha Anda, bisa menghubungi kami di sini sedikit promosi hehehe.....

Bila kecepatan bisnis terus tumbuh sehingga bisnis menjadi besar, maka penggunaan teknologi juga harus diperbarui. Aplikasi-aplikasi di atas sudah tidak relevan lagi untuk digunakan. Untuk skala ini, kebanyakan memanfaatkan aplikasi Enterprise Resources Planning ( ERP ) dengan membangun sendiri atau yang sudah tinggal pakai seperti SAP, Adempiere.

Sekali lagi itu adalah sebuah pilihan! Da,n bila pilihan Anda adalah tetap tidak ingin menggunakan teknologi informasi dengan tetap mempertahankan penggunaan semacam kitir, congklak, kotak kiri-kanan, dan sejenisnya juga monggo, lalu perhatikan apa yang akan terjadi! ( meminjam kalimatnya Om Mario Teguh )

Kesimpulannya, bila penggunaan teknologi informasi dianggap penting maka manfaatkan, tapi bila tidak penting maka tidak usah digunakan!

Bersambung....

Artikel bagian ke-2 dan ke-3 :
1. Tips memilih aplikasi bisnis ( bagian ke-3 )
2. Tips memilih aplikasi Bisnis ( Bagian ke-2 )

Rabu, 13 Agustus 2014

Dimana tempat jualan online yang 'menjual' ?

Dimana tempat jualan online yang menjual


Apakah berjualan online harus punya website?

Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak tergantung visi dan misa berjualan.

Idealnya memang harus punya website. Website laksana sebuah rumah, etalase, toko, atau tempat untuk berinteraksi dengan calon pelanggan dan pelanggan.

Hal itu berlaku hampir semua yang bisa dijual, tak terkecuali snack hasil laut : kripik ikan kalapanteri nasi gorengsiput lautteri nasi balado.

Bila anda ingin membeli barang dari produsen silahkan baca tips-tipsnya di sini.

Sebagaimana kita pada saat ingin membeli sesuatu di dunia offline, biasanya mendatangi toko, outlet, ruang pamer, atau pasar. Melihat-lihat barang dulu, lalu membandingkan dengan outlet lain, selanjutnya baru memutuskan membeli barang.

Demikian juga dengan pembeli online, calon pembeli ingin juga melihat apa yang kita jual, membandingkan dengan penjual lain, selanjutnya memutuskan pembelian. Bagaimana calon pembeli bisa melihat jualan kita bila tidak punya website? Memang masih banyak sarana lain yang bisa digunakan, misalnya kirim foto ( brosur)via email, mms, bbm, atau fasilitas socmed. Tapi akan lebih kelihatan profesional dan bonafide bila memiliki website sendiri.

Bila sarana itu belum bisa diwujudkan karena berbagai alasan, maka alternatifnya ya memakai sarana yang disediakan oleh pihak lain, seperti socmed, situs-situs penjualan, atau melalui forum-forum komunitas.
Beberapa situs penjualan yang bisa dimanfaatkan antara lain :
  Situs ini bagus, bisa dipercaya, memiliki fasilitas gratis dan             berbayar.
 2. Bukalapak
    Hampir sama dengan Tokopedia, situs ini memiliki reputasi yang baik. Ada fasilitas gratis dan berbayar.
 3. Elevenia
   Situs ini cukup baik, bahkan beriklan besar-besar di berbagai media dengan menggunakan bintang iklan dari  artis terkenal. Mereka menarik fee beberapa persen dari setiap transaksi penjualan.

Monggo silahkan dipilih sendiri yang kira-kira paling cocok dengan karakter barang yang anda jual. Untuk menunjang peningkatan brand dan omset penjualan, selain melalui situs-situs di atas, beriklanlah melalui situs-situs terkenal seperti olx atau situs-situs iklan lainnya.  

Bila masih kurang berdampak, anda bisa beriklan melalui layanan iklan premium di Google Adword atau Facebook.

Setelah upaya-upaya itu dilakukan, lihat apa yang akan terjadi! Tapi jangan lupa upaya meminta pada yang punya dunia dan alam semesta ini yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa juga terus dijalankan.

Bagaimana pendapat Anda?

Rabu, 06 Agustus 2014

Kreatif!


Kreatif
Kreatif



Kata orang agar usaha atau bisnis bisa meningkat maka perlu kreatif!

Sebagai contoh adalah PT Kereta Api Indonesia dan PT Pos Indonesia sebagai salah satu perusahaan logistik. Seandainya kedua perusahaan plat abang itu tidak berevolusi dengan inovasi baru yang kreatif, niscaya keduanya tinggal sejarah. Kini, kedua perusahaan itu mengalami pertumbuhan yang pesat dengan berbagai inovasi kreatif-nya.

Lalu bagaimana dengan kita, sudahkah berinovasi untuk meningkatkan usaha kita?

Tentu sudah banyak yang melakukan, atau baru sedikit, atau masih coba-coba untuk menemukan formula yang tepat, yang pasti terus berusaha, jangan berhenti hehehe....

Semakin banyak kita bergerak dan mencoba, semakin banyak juga template yang ditemukan. Perlu tenaga banyak? Iya emang seperti itu, tapi yakinlah bahwa tak ada yang sia-sia tenaga yang sudah dikeluarkan.... masih kata orang “ semua akan indah pada waktunya”

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah melakukan benchmarking, bukankah ada yang mengatakan bahwa tidak ada yang benar-benar baru di dunia ini, yang ada hanyalah pengulangan.

Luangkan waktu sejenak untuk mengamati produk sejenis dari produsen lain. Bukan berarti kita ‘hanya’ menjadi pengikut, tapi langkah ini akan kita jadikan sebagai pembanding. Ada kan sebuah pepatah “ seperti katak dalam tempurung “, yang kurang lebih maksudnya adalah bila kita tidak pernah melihat ‘dunia luar’, kita akan jauh tertinggal. Kita sudah menganggap produk kita hebat, tapi tatkala melihat yang diproduksi produsen lain ternyata jauh tertinggal.

Maka sekali-kali kita perlu melongok keluar!

Langkah berikutnya beri ‘sedikit’ inovasi kreatif pada produk kita. Beberapa tahun yang lalu, pernah ngetren kancing baju di ujung krah. Kelihatannya remeh, tapi dampaknya luar biasa dan menjadi tren busana pada waktu itu.

Contoh lain, pada awalnya kita hanya mengenal jenis bakso. Sekarang berkembang menjadi banyak varian bakso; bakso bakar, bakso kotak, bakso ikan. Demikian juga munculnya banyak varian jenis makanan, itu adalah salah satu hasil dari inovasi kreatif!

Sekali lagi tidak perlu muluk-muluk, amati produk yang sudah ada, lalu tambah sedikit value-nya. Produk-produk keren yang ada saat ini juga muncul dari hasil evolusi produk-produk yang sebelumnya sudah ada. Smartphone, socmed, adalah hasil inovasi dari produk-produk sebelumnya.

So berkreasi-lah!

Bagaimana dengan Anda? 


Artikel menarik berikut ini bisa memperluas kreatifitas Anda : Cara Membangun Kreatifitas atau yang ini : Kehidupan yang Menarik

Senin, 04 Agustus 2014

Lebaran, panen industri makanan dan minuman


Lebaran, panen industri makanan dan minuman


Hari ini 4 Agustus 2014, kebanyakan aktivitas rutin dimulai, kecuali sekolah-sekolah masih banyak yang libur.

Dan bagi mereka yang bergerak di industri makanan dan minuman sudah mengurangi aktivitasnya, setelah hampir satu bulan berjibaku dengan produksi dan distribusi. Kini saatnya menghitung hasilnya hehehe.... lalu istirahat sejenak ( kebalikan dari kebanyakan orang ).

Ramadhan dan Idhul Fitri memang selalu membawa berkah bagi siapa saja. Bank Indonesia memperkirakan uang yang beredar selama Idhul Fitri 1435H mencapai 580,3T (sumber data). Salah satu sektor yang kecipratan peredaran uang sebesar itu adalah sektor industri makanan. Termasuk penjualan makanan hasil laut ( kripik ikan kalapanteri nasi gorengsiput lautbalado ikan kalapanbalado teri nasi ) meningkat tajam, bahkan saat liburan menjelang lebaran masih ada yang pesan barang. Sayangnya kami belum bisa melayani semua, karena ikut mudik juga hehehe...

Saat ini masih ada permintaan dari beberapa toko oleh-oleh yang harus dipenuhi dan semoga bisa memenuhi-nya.

Hukum alam akan berlaku, setelah puncak maka saatnya turun, lalu apa yang harus dilakukan?

Nasehat dari salah seorang penulis buku adalah "mengasah gergaji", sehingga bisa digunakan lebih baik lagi di saat lain.

Dan semoga momen lebaran dan liburan yang telah kita jalani akan membawa energi baru untuk melangkah ke depan dengan lebih baik dan lebih optimis serta keberkahan akan selalu menyertai kita. Amiin.

Bagaimana dengan Anda?

***

Selasa, 08 Juli 2014

Memilih Principal

Memilih Principal


Principal  hebat yang didukung oleh distributor hebat akan meledakan sebuah kehebatan. Bila salah satu nya tidak terpenuhi kehebatan yang diidamkan itu akan tidak mudah diwujudkan. So, keduanya saling melengkapi dan mendukung.

Pengalaman membuktikan, pemilihan pricipal yang kurang baik akan mengganggu jalannya bisnis. Saat permintaan sebuah produk meningkat, tapi pasokan produk dari principal terganggu maka permintaan pelanggan tidak bisa dipenuhi. Bila itu terjadi berulangkalikali maka tingkat kepercayaan pelanggan menurun, akibat terburuknya adalah pelanggan beralih ke produsen lain.

Kejadian seperti itu, tidak kita inginkan kan? Harapan setiap pelaku usaha semuanya lancar, omset kecenderungannya terus naik sehingga otomatis penghasilan juga naik.

Oleh karena itu, sejak awal berusahalah untuk memilih principal yang baik.

Ada yang tanya “ bukannya yang butuh principal adalah distributor?”, saya katakan tidak sepenuhnya kalimat itu benar.  Hubungan yang terjadi antara principal dengan distributor adalah sebuah hubungan yang setara, saling membutuhkan, dan berkelanjutan.

Memang, ada beberapa principal yang sejak awal sudah menetapkan peraturan tertentu untuk menjadi distributornya, misalnya tentang sistem pembayarannya, kapasitas gudang, armada, dan lokasi perusahaan.  Biasanya yang memberlakukan sistem seperti itu adalah principal yang besar. Tapi untuk principal yang baru, apalagi produknya belum dikenal, biasanya mereka yang mencari distributor untuk memasarkan produknya.

Intinya adalah apa yang kita inginkan adalah sama. Bila kita menginginkan keuntungan berkelanjutan demikian juga dengan orang lain. Bila kita tidak ingin rugi, demikian juga dengan orang lain. Bila sebuah kerjasama bisnis dilandasi dengan prinsip seperti itu, maka kebaikanlah yang akan kita dapatkan. 

Bukankah hadiah dari kebaikan adalah kebaikan!

Bagaimana dengan Anda?   

Bacaan menarik lainnya:
1. Menjajaki Supplier Modern Market
2. Tempat Jualan Online Maknyus