Selasa, 29 April 2014

Kemasan (2)




Kemasan



Yth. pembaca, pelanggan, dan calon pelanggan.

Sesuai dengan janji saya untuk melanjutkan tulisan pertama tentang Kemasan. Di tulisan pertama telah dijelaskan bahwa kesan pertama dan yang termudah adalah melalui kemasan!

Perbincangan di sebuah cafe terkenal di Tunjungan, Surabaya mengalir dengan deras. Setelah Pak Djoko Marthadi mencoba satu per satu produk kami, beliau memberi beberapa saran, yaitu :

1. Agar cakupan pemasaran dari produk makanan itu luas maka jangan membatasi diri dengan mencantumkan tulisan yang mengacu pada satu daerah. Sebagai contoh : beberapa makanan tradisional biasanya dilabelnya tertulis " makanan khas ..... ".  Padahal makanan itu di daerah lain juga ada. Coba tes, dengan mengganti dengan daerah lain, misalnya " makanan khas Bali ". Bisa jadi makanan daerah itu lebih laris, karena Bali lebih terkenal.

Agar lebih aman-nya dan bisa mencakup daerah yang lebih luas kita tidak usah mencantumkan nama daerahnya, cukup dengan " makanan tradisional".

2. Ukuran. Berat makanan yang dikemas akan mempengaruhi harga. Semakin berat makanan yang dikemas biasanya harganya semakin mahal. Padahal kebiasaan dari wisatawan atau pembeli oleh-oleh adalah mereka membeli produk tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain, mungkin tetangganya, atau saudaranya. Jadi yang akan mereka beli, kalau bisa lebih dari satu. Untuk dari pada mereka membeli produk kemasan besar dengan harga yang tinggi, lebih beli yang ukurannya lebih kecil dengan jumlah yang banyak.

Maka, pertimbangkan ukuran kemasan produk makanan yang akan dijual!

3. Variasi bentuk kemasan. Yang nama-nya oleh-oleh, biasanya pembeli mencari sesuatu yang bentuknya unik. Jadi sediakanlah bentuk kemasan yang bervariasi.

4. Label dan barcode. Kualitas makanan yang tinggi, akan lebih menarik lagi bila diberi label yang menarik dan barcode. Dengan demikian pembeli akan berpikir bahwa produksi makanan itu dikelola secara profesional.    

Itulah beberapa hal yang boleh dicoba, lalu perhatikan, mudah-mudahan omzet penjualan produk Anda akan meningkat.

Bila menginginkan kreatifitas dalam mendesain kemasan, tak ada salahnya membaca artikel ini : Be Creative!


Jumat, 25 April 2014

Kemasan



Kemasan



" Kesan pertama begitu menggoda ".
Message iklan sebuah produk. Kesan pertama apa yang Anda rasakan ketika bertemu dengan seseorang, berada di suatu daerah/tempat baru, dan mengetahui produk baru? Lalu apa kaitannya dengan message iklan di atas.

Apa kesan pertama yang Anda rasakan ketika bertemu dengan seseorang yang rambutnya gontrong, bertatoo, bergelang rantai, t-shirt hitam, dan ber-jin belel?

Bagaimana ketika Anda melihat sebuah produk yang kemasannya buram, lecek, labelnya tidak jelas?

Bisa jadi kesan terhadap orang itu macam-macam, ada yang menduga dia orang jahat, artis, anggota band dan lain sebagainya, lalu terhadap produk itu kesannya kotor, tidak higienis, dan isi-nya tidak enak.

Apakah kenyataannya seperti itu? Belum tentu kan?

Bisa jadi orang itu memang senang dengan gaya seperti itu, atau barangkali pakaiannya hanya itu ..... hehehe ( canda ya ), sedangkan kenyataan produk itu enak sekali.

Jadi yang menjadi dasar penilaian pertama adalah 'tampilan' atau 'kemasan', karena itu hal pertama yang paling mudah dikenali!

***
Bulan Maret 2014 di Hotel Sheraton Surabaya, saya diberi kesempatan bertemu dengan Bapak Djoko Marthadi, beliau adalah salah seorang pengurus Asosiasi Matahari's Supplier Club. Tujuan awal saya adalah ingin mengenalkan produk saya yaitu : Teri Nasi, Siput Laut, dan Kripik Ikan . Singkat cerita, sambil ngopi di sebuah kafe terkenal di Tunjungan, Surabaya semua produk saya tunjukan. Satu persatu kemasan dibuka lalu dicoba, berikut-nya sebuah pelajaran dan cerita menarik mengalir dengan deras.

Ingin tahu tips apa yang beliau sarankan untuk sebuah produk? Ikuti tulisan berikutnya....

***

Sabtu, 05 April 2014

Menjadi salah satu batu bata!

Menjadi salah satu batu bata
Menjadi salah satu batu bata



Hari ini, 5 April 2014 menjadi hari terakhir kampanye pesta demokrasi tahun 2014. Gegap gempita, semboyan, janji-janji, visi, dan misi dari partai peserta pemilu tersampaikan sudah di masyarakat.

Entah itu hanya sebuah janji-janji palsu, atau beneran, hanya Tuhan dan si penyampai kampanye yang tahu!

Berikut ini beberapa semboyan beberapa caleg yang penulis sempat rekam :

" Hidup ini hanya sekali, maka harus berarti " ... emangnya untuk 'berarti' harus jadi aleg hehehe...

" Siap jungkir balik " foto-nya sampai dibalik... moga ini beneran ya Kang. Amiin.

" Tulung dulur, pilih aku lagi ya "... kasihan nian Bapak ini, harus segitu-nya meminta-minta.

" Dari pada golput mending ikut "... emang kalau ikut sampeyan akan selamet...hehehe..

" Buka sithik josss...." lah ini yang dibuka apa-nya?

Itulah beberapa quote yang sempat terekam dalam pikiran penulis.

Apa pun pilihan Sampeyan, yang terpenting semuanya dilakukan dengan penuh pertanggungjawabkan. Bukankah akan kita pertanggungjawabkan apa pun yang kita lakukan di sini.

Negeri ini memerlukan peran kita, sekecil apa pun peran yang bisa kita lakukan. Laksana sebuah batu bata yang menjadi bagian dari sebuah bangunan.

Artikel menarik lainnya :
1. Bila Anda Bosan Miskin
2. Semua Akan Indah Pada Waktunya

***