Senin, 29 September 2014

Mau ber-wirausaha, uang itu perlu!

Mau ber-wirausaha, uang itu perlu




Sering kita mendengar, membaca, atau ikut seminar yang menyebutkan bahwa untuk memulai usaha, tidak perlu uang! Woww, sangat menggugah!

Tapi kenyataannya tidak seperti itu, gak percaya? Coba aja!

Bedanya adalah jumlah uang yang dibutuhkan. Misalnya Anda memulai usaha sebagai makelar, itu pun membutuhkan uang! Untuk menemui orang, perlu biaya transport. Atau iklan-kan saja di situs gratis di internet, so bagaimana internetnya?gratiskah?bisa jadi, lalu tool-nya?gratiskah?
Iya kan.

Atau misalnya kita ambil barang dulu lalu dijual kembali. Biaya angkutnya? Butuh uang kan?

Bila kita sudah bertekad untuk ber-bisnis, jangan ber-mindset gratis, nanti hasilnya juga gak jelas. Gak percaya? Coba saja.

Boleh-lah sekali-kali kita ikut seminar motivasi dengan tujuan untuk mendapatkan insight, bersosialisasi, dan  memperluas jaringan, serta sudah bosan dengan kemiskinan tapi bersikaplah bijak.

Walaupun kita tahu bahwa bisnis itu selalu ada hitungannya. Tapi selalu ada faktor X yang di luar kuasa kita. Bukankah tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. So apa kita ingin terus mencari yang gratis-gratis?
Mau ngobrol? Monggo ngobrol sambil ngopi di warkop gak usah di mal.

Bagaimana pendapat Anda?

Barangkali ingin membuka wawasan mengenai ide-ide bisnis, baca artikel berikut :
1. Kuliner Padang ; Cara Buat Sambal Ijo yang Maknyus
2. Bisnis Makanan Hasil Laut 
3. Tips Bisnis Makanan Laut : Cara Sederhana Menggoreng Teri


*** 

Selasa, 16 September 2014

Menentukan besarnya Laba


Menentukan besarnya Laba
menentukan-besarnya-laba




Penulis pernah menjual produk yang keuntungan kasarnya sebesar 15%. Setelah dihitung kembali ternyata keuntunganya hanya sekitar 7% belum termasuk tenaga dan material kemasan.  Jadi, bila itu dimasukkan keuntungannya 0% atau bisa minus.

Dari pengalaman itu maka perlu dihitung secara detail besarnya keuntungan yang ingin kita peroleh.

Bagaimana caranya? Paling mudah adalah dengan menghitung semua pengeluaran lalu tambahkan persentase keuntungan yang ingin kita peroleh. Nilai itulah yang disebut harga jual. Istilah keren-nya hitung HPP-nya kemudian tambahkan keuntungan yang diinginkan.

Itu perhitungan sederhana-nya.
Bila ada yang ingin dikonsultasikan lagi, silahkan hubungi kami, gak usah sungkan.  
***

Senin, 15 September 2014

Model Pembayaran Binis online

Model Pembayaran Binis online
model-pembayaran-binis-online  


Dua hari yang lalu saya melihat tayangan di sebuah stasiun TV “....memang beda” mengenai penipuan di internet. Salah satu tip yang diberikan agar tidak kena tipu adalah “Jangan Membayar Dulu!”.

Pertanyaannya adalah “ maukah pembeli mengirim barangnya sebelum ada pembayaran?”

Prinsip kehati-hatian memang sangat perlu, tapi tidak usah berlebihan. Jangankan di dunia online, aksi tipu menipu juga ada di dunia offline! Sehingga kita perlu mengetahui tipe-tipe pelanggan.

Celah ini dilihat dan manfaatkan oleh sebagian orang menjadi ladang bisnis yang menggiurkan. Mereka mendirikan marketplace, di mana pembeli dan penjual bisa bertransaksi dengan relatif aman.

Pengalaman saya bertransaksi melalui market place yang cukup terkenal jluntrungannya gak jelas. Barang sudah saya kirim dan sudah diterima pemesan, pembayarannya? Gak jelas, akhirnya ya tak ikhlaskan saja sebagai sedekah.

Jadi, walaupun kita bertransaksi di market place sikap kehati-hatian harus selalu di jaga!

Lalu yang tepat gimana dong?

Di dunia online maupun offline “kepercayaan” adalah salah satu modal terpenting yang harus dimiliki. Bahkan ada seorang utusan Tuhan yang mendapat gelar “ Bisa Dipercaya “. Gelar itulah konon yang mengantarkan beliau menjadi pebisnis ulung dan disegani masyarakat.

Kalau ‘kepercayaan’ itu sudah melekat, maka pembeli akan dengan nyaman mengirim pembayaran tanpa dihinggapi rasa was-was dan khawatir.
Demikian pula dengan penjual, biasanya mereka memiliki insting yang bisa menyimpulkan bahwa suatu transaksi itu benar atau abal-abal.

Lalu bagaimana membangun ‘kepercayaan’?

Yang paling sederhana adalah mudahkanlah orang lain meng-akses kita! Entah lewat telepon, email, socmed, atau bertemu langsung. Cantumkan semua sarana akses yang digunakan di website kita. Konsekuensinya, ya kita jangan hanya menampilkan, tapi juga benar-benar dilaksanakan.

Seiring dengan berjalannya sang waktu, bila langkah-langkah itu dijalankan dengan tekun niscaya ‘kepercayaan’ itu akan kita peroleh dan imbasnya bisnis kita akan bertumbuh. Dan yang paling penting di atas itu semua adalah ‘do’a.

Bagaimana dengan Anda?

Selamat menikmati bisnis online yang penuh tantangan! Sukses

Artikel berikut baik untuk membuat sistem administrasi bisnis online Anda :
1. Tool Bantu untuk Administrasi Bisnis Anda ( Bagian ke-1 )
2. Tool Bantu untuk Administrasi Bisnis Anda ( Bagian ke-2 )

Rabu, 03 September 2014

Sekali lagi Customer/pelanggan!


Sekali lagi Customer/pelanggan
sekali-lagi-customer-pelanggan



Walaupun judulnya “sekali lagi....” bukan berarti ini yang terakhir, masih ada kelanjutannya, semua tergantung pada perjalan bisnis ke depan, sebab tulisan di blog ini adalah kumpulan pengalaman dari perjalanan bisnis.

Setiap langkah, terutama tentang moment yang saya anggap penting dan berkesan akan terekam dalam tulisan di blog ini. Dan kami tidak bertanggung jawab bila implementasi ditempat lain menghasilkan sesuatu yang berbeda hehehe......

Begini ceritanya :

Setiap pengusaha, pastinya sering menghadapi calon pelanggan yang mencari informasi produk yang kita jual dengan menggebu-gebu, tapi ketika ditanya “ Bapak mau beli berapa ?” segera calon pelanggan ngeloyor gak tahu jluntrungannya alias kabuuuurrrr...

Jangankan yang masih ‘calon’, beberapa yang sudah jadi ‘pelanggan’ saja masih sering seperti itu! Itulah kehidupan! Berisi banyak orang dengan karakter berbeda.

Menghadapi kondisi seperti itu, apakah kita hanya bisa mengeluh, mengumpat, menyesal, atau marah-marah? Kagak perlu Bro. Biarkan saja dan cari yang lain! Ini mungkin solusi ekstrem-nya.

Lalu yang tidak ekstrem seperti apa? Yakinlah bahwa setiap masalah selalu ada solusinya. Coba awali dari cara berkomunikasi. Setiap orang pasti memiliki sisi positif, cari sisi positif itu dan sentuhlah dengan cara yang baik. Kata Pak Ustad hati hanya bisa disentuh dengan hati.

Hal lain yang perlu dicermati adalah mencari suasana yang tepat. Bukan berarti kita harus mengajak customer/calon customer makan malam di tempat romantis, atau mengajak ke tempat wisata, atau mengajak ke tempat hiburan.

Cara itu bisa saja dilakukan, tapi cobalah untuk berpikir out the box. Cara itu sudah kuno, sering dipakai, menghabiskan biaya yang tidak sedikit, dan belum tentu diperbolehkan oleh aturan agama. So, cari cara yang kreatif!  

Contohnya apa dong? Ajak kerjasama yang saling menguntungkan! Itu salah satunya, adakah ide-ide yang lain, silahkan di-sharing.     

Artikel ini juga menarik untuk menambah wawasan Anda : Menjadi Supplier Modern Market dan Liburan, surga industri makanan.

***

Selasa, 02 September 2014

Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda? ( bagian 3 dari 3 tulisan )

Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda? ( bagian 3 dari 3 tulisan )



Pertanyaan ketiga adalah berapa besar dana yang dibutuhkan untuk implementasi sistem teknologi informasi?

Jawabannya adalah tergantung pada besarnya  bisnis dan modul apa saja yang akan di-implementasikan. Semakin besar  bisnis dan modul yang di-implementasikan tentu semakin besar dana yang dibutuhkan.

Kalau berminat menggunakan aplikasi seperti SAP Anda bisa menghubungi : www.sap.com atau aplikasi buatan anak negeri hubungi : www.beeaccounting.com. Silahkan tinggal pilih kebutuhan Anda.

Bagaimana dengan UKM ?

Iya dong, karena bisnis UKM akan sangat berbeda dengan konglomerasi. Demikian juga beda dong, bila hanya mengimplementasikan modul keuangan dengan yang keseluruhan modul.

Lalu bagaimana hasilnya? Ya beda juga.

Mereka yang meng-implementasikan sebuah sistem yang terintegrasi antara satu bagian/departemen dengn departemen/bagian lain relatif lebih baik dibandingkan dengan mereka yang hanya meng-implementasikan untuk satu bagian/departemen.

Dengan sistem yang tertintegrasi, satu data bisa digunakan oleh banyak departemen. Misalnya data penjualan, hanya dibutukan satu kali input, selanjutnya data itu bisa digunakan oleh departemen Accounting, Finance, Purchasing, Produksi, dan Gudang.

Bagian produksi akan dengan mudah dan cepat memprediksikan kebutuhan raw material yang akan digunakan, tingkat biaya yang paling efisien, serta sumbernya. Purchasing departemen akan bisa langsung mencari dan menghubungi supplier yang paling kompetitif.

Demikian juga dengan departemen lain seperti Finance&Accounting dan Marketing. Mereka akan dengan relatif mudah dan cepat mendapatkan sumber informasi yang dibutuhkan.Sistem seperti itu akan mengakibatkan sebuah proses bisnis yang efisien dan menguntungkan.

Hal terpenting yang harus dicermati adalah membuat perencanaan secara detail, sehingga akan diketahui perbandingan antara sebelum dengan sesudah impelemntasi IT. Hal itu harus benar-benar dicermati agar sebuah proyek implementasi sistem IT tidak mandeg di tengah jalan dan akhirnya gagal.

Bagaimana pendapat Anda?

Bagian ke-1 dan ke-2 bisa dibaca pada artikel berikut :
1. Mau Pakai Software Apa Ya? ( bagian ke-1 )
2. Mau Pakai Software Apa ya ? ( Bagian ke-2)

***

Rabu, 20 Agustus 2014

" Semua akan indah pada waktunya ” ( just intermezo bro....)

Semua akan indah pada waktunya





Ketika dalam perjalanan pulang dari kantor, saya melihat tulisan ‘semua akan indah pada waktunya’ di t-shirt yang dipakai seorang penjual siomay.

Kita mungkin pernah mendengar, membaca, ata melihat kalimat itu.
Kalimat itu sangat powerfull. Laksana sebuah mantra sakti yang bisa digunakan dalam berbagai kondisi, terutama pada saat kondisi ‘jatuh’; diputus pacar, ditolak gadis/pria idaman, gagal meraih keinginan; sekolah/kampus/tempat kerja favorit, bisnis hancur dsb dsb dsb hehehe.....

 Dampaknya?

Sangat dahsyat!
Mereka akan bangkit kembali dan berjalan dengan kepala tegak sambil terus me-wirid-kan mantra sakti “ semua akan indah pada waktunya....”

... karena hidup menarik, dan rayakan kesuksesan saat panen telah tiba.

Lalu perhatikan beberapa tahun lagi.

Artikel menarik lainnya :
1. Bila Anda Sudah Bosan dengan Kemiskinan
2. Ingin melakukan perbaikan, masuklah!



Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda? ( bagian 2 dari 3 tulisan )


Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda? ( bagian 2 dari 3 tulisan )




Untuk pertanyaan kedua, kapan saat yang tepat untuk meng-implementasikan teknologi informasi?

Jawaban dari pertanyaan ini juga tergantung dari pendirinya. Ada pendiri bisnis yang sejak awal menerapkan teknologi informasi untuk mendukung aktivitas usahanya. Ada yang menerapkan teknologi secara bertahap yang disesuaikan dengan pertumbuhan usaha. Ada juga yang menerapkan teknologi informasi ketika kondisi usahanya memang ‘mengharuskan’.

Pertanyaan selanjutnya adalah dari ketiga model penerapan teknologi informasi itu, mana pilihan model yang paling baik?

Semua pilihan di atas memiliki kelebihan dan kekurangan.  Bila penerapan teknologi informasi dilakukan sejak awal berdirinya sebuah bisnis, maka proses bisnis yang terjadi sudah diantisipasi sebelumnya sehingga jalannya aktivitas bisnis dan TI sudah sejalan dari awal.

Sedangkan kelemahannya adalah sering dalam perkembangan sebuah bisnis tidak / kurang sesuai dengan perencanaan. Dinamika yang berkembang melenceng dari perencanaan awal.  Sehingga kondisi ini mengharuskan penyesuaian yang terus menerus.

Bila perubahan yang ada skala-nya kecil, maka perubahan itu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap sistem dan struktur dasar dari sistem teknologi informasi yang digunakan. Tapi bila perubahan-perubahan yang terjadi semakin besar maka mau tidak mau harus ada perubahan yang fundamental pada sistem dan infrastruktur teknologi informasi, bahkan bisa jadi diperlukan penggantian sistem dan infrastruktur teknologi informasi.

***
Untuk jawaban kedua, kelebihannya adalah karena penerapan teknologi informasi dilakukan secara bertahap maka sang pebisnis bisa melakukan budgeting anggaran dengan lebih baik. Sehingga pengeluaran dana lebih efektif dan efesien.

Kekurangannya adalah pebisnis harus jeli dan bisa memberikan analisis yang tepat kapan penerapan teknologi informasi itu di-implementasikan. Selain itu, karena sejak awal berdirinya bisnis belum diterapkan teknologi informasi maka diperlukan effort yang lebih keras ketika akan menerapkan teknologi informasi.

Bila perkembangan bisnis semakin cepat dan besar maka model pertama dan kedua hampir sama. Kedua model itu mengharuskan pengusaha untuk lebih keras lagi menerapkan teknologi informasi dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Cara-nya bisa meng-upgrade dari yang sudah ada atau mengganti total dengan yang baru.

***

Untuk pilihan ketiga, laksana sebuah paksaan untuk menerapkan teknologi informasi. Namanya paksaan maka pada awalnya tidak meng-enak-kan. Iya kan? 
Tapi hal ini harus dilakukan bila pebisnis tidak ingin tergilas oleh jaman dan tinggal sejarah!

Akhirnya keputusan kembali pada Anda, dan Anda sendirilah yang seharusnya paling tahu bisnis Anda?

Bagaimana pendapat Anda?

Untuk bagian ke-3 silahkan baca di sini : Tips memilih aplikasi bisnis ( bagian ke-3 ) dan Tips memilih aplikasi bisnis ( bagian ke-1 )

Barangkali artikel berikut ini cocok untuk Anda yang ingin  menganalisa Laporan Keuangan :
1. Cara menganalisa Laporan Keuangan ( Bagian ke-1 )
2. Tips Menganalisa Laporan Keuangan


***