Minggu sore iseng jalan-jalan seputaran kota. Di salah satu
sudut ada sebuah outlet yang menjual salah satu makanan ter-populer saat ini,
yaitu ayam goreng. Sangat banyak kan yang menjual produk itu, dari outlet kelas
internasional sampai kelas personal.
Pasar di area itu seakan-akan sudah jenuh!
Tapi di balik ‘kejenuhan’ itu masih ada pengusaha yang
dengan jeli bisa memanfaatkan peluang.
Membuat atau memanfaatkan ceruk pasar yang ada dengan maksimal. Hasilnya? Woww.... sangat mencengangkan! Paling
tidak bila sekilas dilihat dari ramai-nya outlet itu.
Beberapa perbedaan dari outlet yang lain adalah dari segi
harga, layanan, kebersihan, dan yang tak kalah pentingnya adalah kualitas produk yang dijual.
Apakah pemilik
outlet tersebut sebelum membuka usaha sudah mempelajari konsep Blue Ocean Strategy yang di perkenalkan oleh W. Chan Kim dan
Renee Mauborgne dalam bukunya dengan judul yang sama, yaitu Blue Ocean
Strategy.? Bisa jadi sudah, atau belum.
Blue Ocean Strategy merupakan
sebuah strategi untuk melepaskan kita dari sebuah kondisi yang disebut Red
Ocean (Lautan Merah). Kondisi Red Ocean adalah
sebuah kondisi dimana terjadi persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan
pasar yang sama dengan kompetitor. Yang membuat Red Ocean ini
menjadi kompetisi sengit adalah karena yang terjadi pada pasar tersebut,
permintaan lebih sedikit dari pada penawaran. Akibatnya persaingan dengan
kompetitor menjadi sangat ketat dan bisa saja antar pesaing saling menghancurkan.
Pada Blue Ocean kondisinya berbanding
terbalik dengan Red Ocean. Disini persaingan nyaris tidak ada,
karena diawali dengan berani tampil beda tadi. Karena sudah tergolong
beda dengan kompetitor sebelumnya, sehingga pasar yang tertarik dengan produk
kita tergolong khusus juga. Inilah yang menyebabkan permintaan menjadi lebih
tinggi.
Pelajaran yang bisa diambil dari outlet itu adalah
bagaimana pun kondisinya, sebagai pengusaha harus berusaha memanfaatkan
ceruk-ceruk peluang yang ada untuk menumbuhkan usaha kita. be creative!
Bagaimana pendapat Anda?
***