|
Nyaris! |
Bulan
Mei 2015, saya dikenalkan dengan seorang customer dari teman saya yang
mempunyai usaha di bidang IT. Tujuan utamanya adalah untuk membantu
pekerjaannya. Modul finance&accounting yang merupakan bagian dari aplikasi
yang sedang dikerjakan memerlukan seseorang yang mempunyai pengetahuan yang
mendalam tentang bidang itu. Sedangkankan pelanggannya tidak memiliki orang yang
mengerti finance&accounting.
Singkat
cerita, akhirnya kami bertemu di kantor pelanggan teman saya itu. Perbincangan
berlangsung dengan baik.Awal perbincangan, saya banyak mendengarkan cerita
tentang berbagai hal perusahaanya. Tentang awal mula usahanya dan berbagai
permasalahan yang menyertainya.
Ceritapun
berlanjut ke rumah pribadinya. Dua hari setelah pertemuan, saya diminta untuk
mengirimkan surat penawaran. Surat penawaran pun segera saya kirimkan. Di hari
yang sama, beliau-nya menelpon,
"
Apakah harga sebesar itu tidak kemahalan?" terdengar dari seberang sana.
Salah
satu pertimbangan saya dalam menetapkan harga adalah dari harga konsultan
sebelumnya. Saya menetapkan harga 80% dari harga konsultan sebelumnya. Negosiasi
harga pun terus berlanjut. Saya mencoba untuk fleksibel menampung keinginannya.
Beliau meminta waktu untuk berpikir lagi.
Setelah
berjalan beberapa hari tanpa ada kabar berita dari beliau, saya mengirim email
untuk menanyakan apakah sudah ada keputusan
akhir atau belum. Hari demi hari berlalu
tanpa ada balasan dari email yang telah saya kirim. Akhirnya saya menyimpulkan
bahwa beliau tidak jadi untuk melakukan kerjasama dengan saya.
Itulah
salah satu cerita kecil tentang proses untuk mendapatkan calon pelanggan.
Pelajaran dari cerita ini adalah :
1. Banyak jalan untuk mendapatkan calon pelanggan,
salah satunya adalah melalui jaringan pertemanan.
2.
Kemampuan berkomunikasi sangat diperlukan untuk mendapatkan pelanggan.
3.
Kesabaran, tidak cepat putus asa dan kekuatan bangkit kembali juga diperlukan
oleh seorang pebisnis.
Proses
yang melelahkan, seolah-olah akan terjadi kesepakatan yang menguntungkan, dan
hasil akhirnya ternyata tidak sesuai dengan harapan kita sangat menguras energi
serta emosi kita. Oleh karena itu diperlukan kesabaran dan daya resiliensi.
Dan barangkali diperlukan daya kreatifitas yang tinggi seperti artikel berikut ini : kreatif lah! atau di artikel ini : Cara Membangun Kreatifitas
Bila
ada cerita-cerita lain, silahkan dibagi, barangkali bermanfaat bagi orang lain.
Terima
kasih.
***