Update terbaru artikel-artikel menarik, renyah, dan inspiring tentang manajemen keuangan, akuntansi, karir bidang keuangan, dan personal finance pindah ke www.manajemenkeuangan.net
Lazimnya sebuah proses perjalanan hidup, diawali
dengan kelahiran, kemudian bertumbuh, dewasa, menua dan akhirnya mati.
Demikian juga dengan perjalanan sebuah bisnis, dia
lahir-tumbuh-dewasa-mati, berikut ini beberapa contohnya:
Anda tentu mengenal “Mentos”, sebuah merk permen yang
mendunia. Sejarah Mentos diawali tahun 1900 saat Izaak Van Melle mengubah toko
roti ayahnya di Breskens-Belanda menjadi pabrik permen Mentos.
Van Melle diakuisisi dan merger dengan
Perfetti – Italia tahun 1932. Saat ini Mentos tersedia di lebih dari 150 negara
dengan omset Rp 37 T.
Berikutnya, Teva Pharmaceutical Industries Ltd,
dimulai dari grosir obat impor pada tahun 1901 di Al Quds ( Jerusalem ) oleh C.
Salomon , M.Levin & Y. Elstein. Pada tahun 1930 mereka membangun pabrik
obat pertama di Al Quds.
Kini Teva Pharmaceutical Industries Ltd menjadi
perusahaan obat generik nomor satu dunia dengan omset Rp 270T, dan hadir di
hampir semua negara di dunia.
Lakshmi Mittal, tahun 1976 merintis bisnis baja dari
Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. Melalui penguasaan pada setiap detail bisnis,
Lakshmi Mittal berkembang menjadi raja baja nomor satu dunia dengan bendera
ArchellorMittal.
Narasi perjalanan sukses berikutnya adalah kisah sang raksasa
Google. Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin saat
masih mahasiswa Ph.D. di Universitas Stanford. Mereka berdua
memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai
perusahaan swasta pada tanggal 4 September 1998. Pernyataan misinya adalah
"mengumpulkan informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat
oleh semua orang", dan slogan tidak resminya adalah "Don't be
evil". Pada tahun 2006, kantor pusat Google pindah ke Mountain
View, California. ( sumber : wikipedia )
Dan berikut cerita sukses dari negeri sendiri, Mitra
10. Mitra 10 adalah salah brand yang dibangun dari bisnis distribusi. Di mulai
tahun 1966, berdiri toko cat sederhana dengan label nama “ Sentosa”. Toko
ini adalah cikal bakal dari Mitra 10.
Pada tahun 1983 berkembang menjadi perusahaan
distribusi material bangunan. Kemudian disusul distributor bahan kimia. Tahun
1997 berdiri Mitra 10 sebagai toko ritel bahan bangunan modern.
Tahun 2014 Mitra 10 beromset Rp. 7,143 T, laba kotor
Rp. 931 M, Laba bersih Rp. 115 M, Aset Rp. 3,308 T, dan ekuitas Rp. Rp. 818 M.
***
Narasi akhir perjalanan atau yang sedang menuju akhir
dari sebuah bisnis juga bertebaran di berbagai belahan bumi, berikut contohnya
:
Mandala Airlines berdiri tahun 1969 sebagai unit
penerbangan militer. Pada tahun 2006 Cardig International mengakuisisi Mandala.
Tahun 2011 sempat berhenti sejenak karena masalah keuangan. Dan tahun 2014
pailit!.
Berikutnya adalah cerita sang raksasa elektronik dunia
dari negeri Samurai ; Sony, Panasonic, dan Toshiba.
Sony didirikan pada 7 Mei 1946 dengan nama
Perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. pada 1958
perusahaan mulai secara formal mengadopsi nama "Sony Corporation"
sebagai nama perusahaan (wikipedia).
Panasonic Corporation adalah sebuah produsen elektronik Jepang
yang berbasis di Kadoma, Prefektur Osaka, Jepang. Perusahaan ini
didirikan oleh Konosuke Matsushita pada 1918, dengan produk
pertamanya adalah soket lampu dupleks. Pada 1927, perusahaan ini memproduksi
lampu sepeda, produk pertama mereka yang dipasarkan dengan merek National.
Sejak itu, Matsushita telah menjadi produsen elektronik terbesar di Jepang dan
berkompetisi dengan Sony, Thomson, dan Philips. Sebagai produsen
semikonduktor, Matsushita merupakan salah satu dari 20 pemimpin
penjualan semikonduktor terbesar dunia (sumber : wikipedia).
Toshiba dibentuk pada tahun 1939, merupakan hasil merger dari
dua perusahaan. Tokyo Denki adalah perusahaan yang bergerak di bidang consumer
goods dan perusahaan mesin Shibaura Seisakusho.
Bagaikan raksasa di ujung senja, industri elektronika
Jepang yang begitu digdaya di tahun 80-an dan 90-an, pelan-pelan memasuki
lorong kegelapan. Kerugian terus mendera. Awal 2016 mereka menutup pabriknya di
Indonesia serta mem-PHK ribuan karyawannya.
Produk-produk dari Korea dan China terus menggerus
pasar produk Jepang, sebaliknya raksasa-raksasa elektronik dari negeri Samurai seakan-akan
gagap menghadapinya. Akibatnya bisa ditebak, pelan-pelan mereka mengalami
kemunduran dan kerugian.
Dari narasi sukses, narasi perjalanan di ujung senda,
dan narasi akhir dari beberapa perusahaan di atas, pelajarannya adalah persaingan
akan terus ada di muka bumi ini. Hanya mereka yang kuat yang bisa bertahan.
Kelahiran dan kematian adalah hal lumrah di dunia ini. Satu
kematian, akan digantikan oleh lainnya. Sebidang ruang kosong akan
ditempati oleh yang lain.
Satu perusahaan mati, akan digantikan oleh perusahaan
lain. Terus silih berganti, sampai akhir kehidupan. Yang bisa diupayakan adalah
‘memperlama’ waktu kejayaan itu.
Dan samurai-samurai dari negeri Jepang itu, bisa jadi
tidak mampu memperpanjang masa kejayaannya atau memang sudah ‘waktunya’ kembali
ke pemilik segalanya.
Lalu bagaimana dengan Ina Snack? kita tunggu saja perjalanannya :)
***