Yth. pembaca, pelanggan, dan calon pelanggan.
Perbincangan di sebuah cafe terkenal di Tunjungan, Surabaya mengalir dengan deras. Setelah Pak Djoko Marthadi mencoba satu per satu produk kami, beliau memberi beberapa saran, yaitu :
1. Agar cakupan pemasaran dari produk makanan itu luas maka jangan membatasi diri dengan mencantumkan tulisan yang mengacu pada satu daerah. Sebagai contoh : beberapa makanan tradisional biasanya dilabelnya tertulis " makanan khas ..... ". Padahal makanan itu di daerah lain juga ada. Coba tes, dengan mengganti dengan daerah lain, misalnya " makanan khas Bali ". Bisa jadi makanan daerah itu lebih laris, karena Bali lebih terkenal.
Agar lebih aman-nya dan bisa mencakup daerah yang lebih luas kita tidak usah mencantumkan nama daerahnya, cukup dengan " makanan tradisional".
2. Ukuran. Berat makanan yang dikemas akan mempengaruhi harga. Semakin berat makanan yang dikemas biasanya harganya semakin mahal. Padahal kebiasaan dari wisatawan atau pembeli oleh-oleh adalah mereka membeli produk tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk orang lain, mungkin tetangganya, atau saudaranya. Jadi yang akan mereka beli, kalau bisa lebih dari satu. Untuk dari pada mereka membeli produk kemasan besar dengan harga yang tinggi, lebih beli yang ukurannya lebih kecil dengan jumlah yang banyak.
Maka, pertimbangkan ukuran kemasan produk makanan yang akan dijual!
3. Variasi bentuk kemasan. Yang nama-nya oleh-oleh, biasanya pembeli mencari sesuatu yang bentuknya unik. Jadi sediakanlah bentuk kemasan yang bervariasi.
4. Label dan barcode. Kualitas makanan yang tinggi, akan lebih menarik lagi bila diberi label yang menarik dan barcode. Dengan demikian pembeli akan berpikir bahwa produksi makanan itu dikelola secara profesional.
Itulah beberapa hal yang boleh dicoba, lalu perhatikan, mudah-mudahan omzet penjualan produk Anda akan meningkat.
Bila menginginkan kreatifitas dalam mendesain kemasan, tak ada salahnya membaca artikel ini : Be Creative!
0 komentar:
Posting Komentar