Jumat, 15 Agustus 2014

Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda

Tips Memilih Aplikasi untuk Bisnis Anda




Seberapa pentingkah penggunaan teknologi informasi untuk bisnis Anda?

Kapan saat yang tepat untuk meng-implementasikan teknologi informasi?

Seberapa besar dana yang digunakan untuk meng-implementasikan teknologi informasi?

Itu beberapa pertanyaan yang sering ditemui pada pelaku bisnis, khususnya bagi mereka yang baru memulai atau yang ingin mengembangkan usahanya.

Saat ini, seperti yang kita lihat, dengarkan, dan rasakan, perkembangan teknologi sangat pesat. Hampir tiap hari  kita dijejali berbagai iklan tentang teknologi. Teknologi sudah menjadi ‘komoditi’, bukan lagi sesuatu yang mewah dan mahal serta hanya bisa dinikmati oleh orang-orang tertentu.

Kembali ke pertanyaan tentang seberapa pentingkah penggunaan teknologi informasi untuk bisnis Anda? Jawabannya adalah kembali kepada visi dan misi bisnis Anda! Bila Anda berkeyakinan bahwa denggan menggunakan teknologi informasi akan dapat membantu mewujudkan visi dan misi Anda maka penggunaan teknologi informasi adalah sebuah keniscayaan.

Sebaliknya, bila penggunakan teknologi informasi tidak akan berdampak pada pencapaian visi dan misi Anda maka untuk apa menggunakan teknologi informasi.

Kedua alasan itu, mungkin sebagai jawaban ekstrim, pada kenyataan tidak seperti itu. Sekolot apapun Anda, saya yakin hampir semua bisnis menggunakan teknologi informasi, paling tidak menggunakan aplikasi semisal Excel dan pengolah kata; Words.

Apabila Anda baru menjalankan bisnis, atau bisnis Anda berada pada skala kecil menuju menengah, dua aplikasi itu sudah cukup untuk mendukung aktivitas bisnis. Aplikasi semacam Excel sangat powerfull untuk mendukung bisnis Anda, sejak perencanaan sampai report dan analisa seperti pembuatan laporan keuangan.

Kita ingin kan bisnis yang didirikan bertumbuh? Setelah bisnis berkembang maka aplikasi semacam Excel dan Word harus dilengkapi dengan aplikasi-aplikasi yang lain, seperti aplikasi accounting; MYOB, Accurate atau aplikasi Enterprise Resources Planning ( ERP ) SAP B1.

Salah satu usaha yang sedang kami kelola yaitu penjualan hasil laut; teri nasi goreng, kripik ikan kalapan juga sudah memanfaatkan aplikasi-aplikasi di atas.

Bila ingin berdiskusi dan ingin meng-implementasikan untuk usaha Anda, bisa menghubungi kami di sini sedikit promosi hehehe.....

Bila kecepatan bisnis terus tumbuh sehingga bisnis menjadi besar, maka penggunaan teknologi juga harus diperbarui. Aplikasi-aplikasi di atas sudah tidak relevan lagi untuk digunakan. Untuk skala ini, kebanyakan memanfaatkan aplikasi Enterprise Resources Planning ( ERP ) dengan membangun sendiri atau yang sudah tinggal pakai seperti SAP, Adempiere.

Sekali lagi itu adalah sebuah pilihan! Da,n bila pilihan Anda adalah tetap tidak ingin menggunakan teknologi informasi dengan tetap mempertahankan penggunaan semacam kitir, congklak, kotak kiri-kanan, dan sejenisnya juga monggo, lalu perhatikan apa yang akan terjadi! ( meminjam kalimatnya Om Mario Teguh )

Kesimpulannya, bila penggunaan teknologi informasi dianggap penting maka manfaatkan, tapi bila tidak penting maka tidak usah digunakan!

Bersambung....

Artikel bagian ke-2 dan ke-3 :
1. Tips memilih aplikasi bisnis ( bagian ke-3 )
2. Tips memilih aplikasi Bisnis ( Bagian ke-2 )

Rabu, 13 Agustus 2014

Dimana tempat jualan online yang 'menjual' ?

Dimana tempat jualan online yang menjual


Apakah berjualan online harus punya website?

Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak tergantung visi dan misa berjualan.

Idealnya memang harus punya website. Website laksana sebuah rumah, etalase, toko, atau tempat untuk berinteraksi dengan calon pelanggan dan pelanggan.

Hal itu berlaku hampir semua yang bisa dijual, tak terkecuali snack hasil laut : kripik ikan kalapanteri nasi gorengsiput lautteri nasi balado.

Bila anda ingin membeli barang dari produsen silahkan baca tips-tipsnya di sini.

Sebagaimana kita pada saat ingin membeli sesuatu di dunia offline, biasanya mendatangi toko, outlet, ruang pamer, atau pasar. Melihat-lihat barang dulu, lalu membandingkan dengan outlet lain, selanjutnya baru memutuskan membeli barang.

Demikian juga dengan pembeli online, calon pembeli ingin juga melihat apa yang kita jual, membandingkan dengan penjual lain, selanjutnya memutuskan pembelian. Bagaimana calon pembeli bisa melihat jualan kita bila tidak punya website? Memang masih banyak sarana lain yang bisa digunakan, misalnya kirim foto ( brosur)via email, mms, bbm, atau fasilitas socmed. Tapi akan lebih kelihatan profesional dan bonafide bila memiliki website sendiri.

Bila sarana itu belum bisa diwujudkan karena berbagai alasan, maka alternatifnya ya memakai sarana yang disediakan oleh pihak lain, seperti socmed, situs-situs penjualan, atau melalui forum-forum komunitas.
Beberapa situs penjualan yang bisa dimanfaatkan antara lain :
  Situs ini bagus, bisa dipercaya, memiliki fasilitas gratis dan             berbayar.
 2. Bukalapak
    Hampir sama dengan Tokopedia, situs ini memiliki reputasi yang baik. Ada fasilitas gratis dan berbayar.
 3. Elevenia
   Situs ini cukup baik, bahkan beriklan besar-besar di berbagai media dengan menggunakan bintang iklan dari  artis terkenal. Mereka menarik fee beberapa persen dari setiap transaksi penjualan.

Monggo silahkan dipilih sendiri yang kira-kira paling cocok dengan karakter barang yang anda jual. Untuk menunjang peningkatan brand dan omset penjualan, selain melalui situs-situs di atas, beriklanlah melalui situs-situs terkenal seperti olx atau situs-situs iklan lainnya.  

Bila masih kurang berdampak, anda bisa beriklan melalui layanan iklan premium di Google Adword atau Facebook.

Setelah upaya-upaya itu dilakukan, lihat apa yang akan terjadi! Tapi jangan lupa upaya meminta pada yang punya dunia dan alam semesta ini yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa juga terus dijalankan.

Bagaimana pendapat Anda?

Rabu, 06 Agustus 2014

Kreatif!


Kreatif
Kreatif



Kata orang agar usaha atau bisnis bisa meningkat maka perlu kreatif!

Sebagai contoh adalah PT Kereta Api Indonesia dan PT Pos Indonesia sebagai salah satu perusahaan logistik. Seandainya kedua perusahaan plat abang itu tidak berevolusi dengan inovasi baru yang kreatif, niscaya keduanya tinggal sejarah. Kini, kedua perusahaan itu mengalami pertumbuhan yang pesat dengan berbagai inovasi kreatif-nya.

Lalu bagaimana dengan kita, sudahkah berinovasi untuk meningkatkan usaha kita?

Tentu sudah banyak yang melakukan, atau baru sedikit, atau masih coba-coba untuk menemukan formula yang tepat, yang pasti terus berusaha, jangan berhenti hehehe....

Semakin banyak kita bergerak dan mencoba, semakin banyak juga template yang ditemukan. Perlu tenaga banyak? Iya emang seperti itu, tapi yakinlah bahwa tak ada yang sia-sia tenaga yang sudah dikeluarkan.... masih kata orang “ semua akan indah pada waktunya”

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah melakukan benchmarking, bukankah ada yang mengatakan bahwa tidak ada yang benar-benar baru di dunia ini, yang ada hanyalah pengulangan.

Luangkan waktu sejenak untuk mengamati produk sejenis dari produsen lain. Bukan berarti kita ‘hanya’ menjadi pengikut, tapi langkah ini akan kita jadikan sebagai pembanding. Ada kan sebuah pepatah “ seperti katak dalam tempurung “, yang kurang lebih maksudnya adalah bila kita tidak pernah melihat ‘dunia luar’, kita akan jauh tertinggal. Kita sudah menganggap produk kita hebat, tapi tatkala melihat yang diproduksi produsen lain ternyata jauh tertinggal.

Maka sekali-kali kita perlu melongok keluar!

Langkah berikutnya beri ‘sedikit’ inovasi kreatif pada produk kita. Beberapa tahun yang lalu, pernah ngetren kancing baju di ujung krah. Kelihatannya remeh, tapi dampaknya luar biasa dan menjadi tren busana pada waktu itu.

Contoh lain, pada awalnya kita hanya mengenal jenis bakso. Sekarang berkembang menjadi banyak varian bakso; bakso bakar, bakso kotak, bakso ikan. Demikian juga munculnya banyak varian jenis makanan, itu adalah salah satu hasil dari inovasi kreatif!

Sekali lagi tidak perlu muluk-muluk, amati produk yang sudah ada, lalu tambah sedikit value-nya. Produk-produk keren yang ada saat ini juga muncul dari hasil evolusi produk-produk yang sebelumnya sudah ada. Smartphone, socmed, adalah hasil inovasi dari produk-produk sebelumnya.

So berkreasi-lah!

Bagaimana dengan Anda? 


Artikel menarik berikut ini bisa memperluas kreatifitas Anda : Cara Membangun Kreatifitas atau yang ini : Kehidupan yang Menarik

Senin, 04 Agustus 2014

Lebaran, panen industri makanan dan minuman


Lebaran, panen industri makanan dan minuman


Hari ini 4 Agustus 2014, kebanyakan aktivitas rutin dimulai, kecuali sekolah-sekolah masih banyak yang libur.

Dan bagi mereka yang bergerak di industri makanan dan minuman sudah mengurangi aktivitasnya, setelah hampir satu bulan berjibaku dengan produksi dan distribusi. Kini saatnya menghitung hasilnya hehehe.... lalu istirahat sejenak ( kebalikan dari kebanyakan orang ).

Ramadhan dan Idhul Fitri memang selalu membawa berkah bagi siapa saja. Bank Indonesia memperkirakan uang yang beredar selama Idhul Fitri 1435H mencapai 580,3T (sumber data). Salah satu sektor yang kecipratan peredaran uang sebesar itu adalah sektor industri makanan. Termasuk penjualan makanan hasil laut ( kripik ikan kalapanteri nasi gorengsiput lautbalado ikan kalapanbalado teri nasi ) meningkat tajam, bahkan saat liburan menjelang lebaran masih ada yang pesan barang. Sayangnya kami belum bisa melayani semua, karena ikut mudik juga hehehe...

Saat ini masih ada permintaan dari beberapa toko oleh-oleh yang harus dipenuhi dan semoga bisa memenuhi-nya.

Hukum alam akan berlaku, setelah puncak maka saatnya turun, lalu apa yang harus dilakukan?

Nasehat dari salah seorang penulis buku adalah "mengasah gergaji", sehingga bisa digunakan lebih baik lagi di saat lain.

Dan semoga momen lebaran dan liburan yang telah kita jalani akan membawa energi baru untuk melangkah ke depan dengan lebih baik dan lebih optimis serta keberkahan akan selalu menyertai kita. Amiin.

Bagaimana dengan Anda?

***

Selasa, 08 Juli 2014

Memilih Principal

Memilih Principal


Principal  hebat yang didukung oleh distributor hebat akan meledakan sebuah kehebatan. Bila salah satu nya tidak terpenuhi kehebatan yang diidamkan itu akan tidak mudah diwujudkan. So, keduanya saling melengkapi dan mendukung.

Pengalaman membuktikan, pemilihan pricipal yang kurang baik akan mengganggu jalannya bisnis. Saat permintaan sebuah produk meningkat, tapi pasokan produk dari principal terganggu maka permintaan pelanggan tidak bisa dipenuhi. Bila itu terjadi berulangkalikali maka tingkat kepercayaan pelanggan menurun, akibat terburuknya adalah pelanggan beralih ke produsen lain.

Kejadian seperti itu, tidak kita inginkan kan? Harapan setiap pelaku usaha semuanya lancar, omset kecenderungannya terus naik sehingga otomatis penghasilan juga naik.

Oleh karena itu, sejak awal berusahalah untuk memilih principal yang baik.

Ada yang tanya “ bukannya yang butuh principal adalah distributor?”, saya katakan tidak sepenuhnya kalimat itu benar.  Hubungan yang terjadi antara principal dengan distributor adalah sebuah hubungan yang setara, saling membutuhkan, dan berkelanjutan.

Memang, ada beberapa principal yang sejak awal sudah menetapkan peraturan tertentu untuk menjadi distributornya, misalnya tentang sistem pembayarannya, kapasitas gudang, armada, dan lokasi perusahaan.  Biasanya yang memberlakukan sistem seperti itu adalah principal yang besar. Tapi untuk principal yang baru, apalagi produknya belum dikenal, biasanya mereka yang mencari distributor untuk memasarkan produknya.

Intinya adalah apa yang kita inginkan adalah sama. Bila kita menginginkan keuntungan berkelanjutan demikian juga dengan orang lain. Bila kita tidak ingin rugi, demikian juga dengan orang lain. Bila sebuah kerjasama bisnis dilandasi dengan prinsip seperti itu, maka kebaikanlah yang akan kita dapatkan. 

Bukankah hadiah dari kebaikan adalah kebaikan!

Bagaimana dengan Anda?   

Bacaan menarik lainnya:
1. Menjajaki Supplier Modern Market
2. Tempat Jualan Online Maknyus

Senin, 30 Juni 2014

Memilih perusahaan pengiriman

Memilih perusahaan pengiriman


“ On process ”
“ Rumah kosong, barang retur “
“ Kami tidak bertanggung jawab atas kerusakaan “
“ Kami cek dulu Pak “

Begitulah kira-kira beberapa kalimat yang sering kita dengar ketika berhubungan dengan pengiriman barang.
Sebagai pengusaha harus bisa  memilih  perusahaan pengiriman dengan jeli dan cerdas. Apalagi saat ini banyak pilihannya. Mau yang murah meriah, murah tapi pelayanan tidak memuaskan, atau relatif mahal dan pelayanan OK. Semua tinggal pilih, tapi ingat juga kalau resiko ditanggung pemilih.....

Beberapa kali saya mengirim barang ( Teri Nasi GorengKripik Ikan KalapanSiput Laut, dan Teri Nasi Balado ) telat sampai dan kondisi barang yang rusak. Akibatknya pelanggan komplain. Hal seperti itu mau tidak mau harus kita terima dengan kepala dingin, lalu mencari solusi yang saling menguntungkan....itu kalau bisa, kalau tidak bisa, usahakan  solusi itu mengurangi nilai kerugian yang lebih besar.

Bagaimana menghadapi pelanggan yang komplain?

Ketika pelanggan komplain, pertama dengarkan dulu saja apa yang dikatakan, lalu setelah selesai dan kondisinya sudah tenang baru kita jelaskan persoalannya. Cara seperti itu, sering berhasil, daripada kita ikut terpancing marah-marah yang pada akhirnya akan merugikan kedua belah pihak.

Tapi bila kita sering mendapat komplain dari pelanggan karena ketidakberesan perusahaan pengiriman, maka solusinya harus beralih ke perusahaan pengiriman yang baik. Solusi tuntas dari pokok persoalannya!

Sekalian dalam kesempatan ini, kami mengucapkan :

“ Selamat menunaikan ibadah Ramadhan “

Artikel ini juga menarik untuk dibaca:
1. Be Creative!
2. Mau Berwirausaha, perlukah uang?

***



Selasa, 03 Juni 2014

Pelajaran bersentuhan dengan birokrasi

Pelajaran bersentuhan dengan birokrasi



Tiga April 2014 :
Di meja penerima tamu sebuah kantor dinas pemerintahan yang katanya mengurusi pengusaha kecil dan kawan-kawannya seorang anak muda dengan penuh percaya diri menyapa dan menanyakan sesuatu tentang UMKM.
“ Selamat pagi “ sapanya.
“ Pagi, ada yang bisa kami bantu “ balas petugas resepsionis.
Kemudian terjadilah perbincangan yang hangat, dan sejurus kemudian anak muda itu keluar dari kantor pemerintahan itu.

Esok harinya...
Anak muda itu datang kembali ke kantor pemerintahan itu, sambil membawa map biru. Map yang berisi  surat permohonan rekomendasi beserta lampirannya. Selanjutnya map itu diserahkan ke petugas resepsionis.
Setelah memeriksa dan membaca isi map, petugas resepsionis dengan wajah yang bersahabat memberikan nomor telpon dan contact person. “ Nanti Bapak hubungi orang ini ya” sepatah kalimat meluncur dari petugas.

Jum’at, 4 April 2014 jam 13.00-an :
Sang calon pengusaha besar itu menghubungi nomor telpon yang direkomendasikan. “ Pak X, belum ada di kantor Pak” terdengar jawaban dari seberang telpon.

Senin,  7 April 2014 :
Dengan perasaan penuh harap dan semangat 45, sang calon pengusaha besar itu untuk kedua kali-nya menghubungi kantor pemerintahan itu, dan “yeah”, orang yang dituju ada, serta ingin bertemu.

Selasa, 8 April 2014 :
Sang calon pengusaha besar dengan Yamaha Vega butut-nya, melaju ke sebuah kantor pemerintahan di seputaran akses jalan raya menuju bandara internasional. “ Seettt!”  sesaat pedal rem diinjak.  Helm dan jaket dilepaskan. Sejenak dirapikan rambut dan pakaiannya.
“Pagi” sapanya kepada petugas resepsionis. Setelah mengisi buku tamu dan mendapatkan keplek , dia bergegas ke kepala seksi UMKM. Perbincangan berjalan dengan penuh kehangatan, semua pertanyaan dari kepala seksi dijawab dengan panjang lebar. Berkali-kali kepala seksi menganggukan kepala, tanda kelaziman akan sebuah kepahaman.
“Begini Mas, dinas ini hanya membantu UMKM yang mempunyai produksi sendiri, sedangkan sampeyan kan ‘hanya’ makelar”

“ Makelar!” kata yang di dunia tertentu dipandang sebelah mata, tapi biarkan saja. Toh hampir semua perusahaan besar yang ada di dunia ini memisahkan produksi dengan marketing. Mereka memasarkan produknya dengan menggunakan perusahaan distribusi, yang kata si  kasi itu “makelar”
Oleh karena-nya UMKM ya tetap UMKM, tidak maju-maju, karena mereka memang hanya membina UMKM yang  memproduksi sendiri, padahal sebagus apapun sebuah produk tanpa didukung dengan sistem pemasaran yang baik maka produk itu tidak ada artinya.

Kami tidak tahu alasan dinas itu hanya mau mengurusi UMKM yang memproduksi sendiri.  Bila si kepala seksi di sebuah dinas pemerintahan itu mengatakan bahwa sang calon pengusaha besar ‘hanya dikatakan sebagai makelar’, sungguh sangat picik pandangan seperti itu, walaupun dia berpendidikan tinggi.

Perusahaan-perusahaan raksasa yang ada saat ini memisahkan antara produksi dan pemasaran. Pada umumnya mereka mempunyai perusahaan distribusi sendiri atau yang dikatan oleh si kepada dinas itu sebagai ‘makelar!’   
 Dan.... biarlah mereka hanya mengurusi UMKM yang memproduksi sendiri..
“Lalu perhatikan apa yang akan terjadi” kata Pak Mario Teguh di MTGW.
Tidakkah kita mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah, sejak Indonesia merdeka, mana ada usaha yang dibina oleh dinas pemerintahan itu, yang berkembang menjadi perusahaan besar yang berpengaruh di negeri ini?

Akhir dari cerita itu, setelah menunggu satu bulan lebih, tepatnya tanggal 07 Mei 2014, sang calon pengusaha besar itu tidak mendapatkan apa yang diminta-nya. Si kepala seksi itu menyarankan untuk berkonsultasi di bagian yang mengurusi konsultasi&pelatihan UMKM.

Apa yang diperoleh? Sedikit pencerahan tentang sertifikasi sebuah produk, dan bila diikuti apa yang mereka katakan, niscaya tidak jadi berbisnis. Sudut pandang mereka dari segi teori memang benar, tapi dari kenyataan di lapangan tidak sepenuhnya benar, bahkan jauuuuuhhhhhh. Dan berkali-kali sang calon pengusaha itu mengatakan bahwa itu semua akan dilakukan seiring dengan proses bisnis-nya, “ saya memiliki pengalaman sepuluh tahun lebih di perusahaan food and beverage kelas dunia” demikian sang calon pengusaha besar itu menutup perbincangan.

***

Apa yang bisa diambil dari cerita di atas? Sebagai calon pengusaha, jangan mudah menyerah menghadapi berbagai tantangan yang ada. Bila satu pintu tertutup, cari alternatif lain! Jangan terlalu mendengarkan perkataan orang lain, sekalipun orang itu katanya ‘pakar’. Berdoa’a pada pemilik semuanya lalu terus berusaha!

Suatu waktu kita boleh sedih, tapi segeralah bangkit!

Cool aja man, keep smile dan nikmati  setiap prosesnya, kelak semua itu akan menjadi cerita indah di saat yang lain. Dan ketika waktu itu tiba, jangan membalas dendam terhadap keburukan yang pernah kita terima.

Atau coba cara kreatif seperti dalam artikel ini : Be Creative! atau yang ini : Ingin Memperbaiki, Masuklah!.

***